ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU BIJI KOPI, KRIMER DAN SUSU SEGAR PADA KEDAI KOPI XYZ DI BOGOR

Revi Widia
2412008447
2024
ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU BIJI KOPI, KRIMER DAN SUSU SEGAR PADA KEDAI KOPI XYZ DI BOGOR
Depok-GICI Business School-2024
Skripsi

Industri kuliner, terutama coffee shop, sedang mengalami pertumbuhan pesat di Indonesia, mencerminkan tren yang berkembang pesat dalam bisnis kopi di berbagai wilayah. Minat tinggi masyarakat terhadap kopi tidak hanya menjadikannya minuman tetapi juga gaya hidup yang penting, yang tercermin dari popularitas kedai kopi independen dan komunitas pecinta kopi yang berkembang di berbagai kota besar. Manajemen persediaan bahan baku menjadi krusial bagi bisnis coffee shop karena kesalahan dalam pengelolaan persediaan dapat mengganggu proses produksi, menyebabkan biaya penyimpanan berlebihan dan mengurangi efisiensi operasional. Penelitian ini mengfokuskan pada pengendalian persediaan bahan baku di Kedai Kopi XYZ dengan tujuan utama untuk meningkatkan efisiensi operasional dan mengurangi biaya persediaan. Metode Analisis ABC digunakan untuk mengklasifikasikan bahan baku menjadi kelompok A, B, dan C berdasarkan kontribusi relatif mereka terhadap operasional kedai kopi. Kelompok A, yang mencakup biji kopi, krimer, dan susu segar, diidentifikasi sebagai bahan baku dengan nilai kontribusi tertinggi yang mempengaruhi proses produksi dan biaya persediaan secara signifikan. Implementasi Metode Economic Order Quantity (EOQ) dilakukan untuk menghitung jumlah optimal pemesanan, Reorder Point (ROP), dan Safety Stock (SS) untuk setiap kelompok bahan baku ini. Hasil analisis menunjukkan bahwa untuk biji kopi, EOQ sebesar 22 pack dengan Total Inventory Cost (TIC) sebesar Rp 1.731.462 per tahun. Disarankan frekuensi pemesanan adalah 42 kali per tahun, dengan Safety Stock sebesar 8 pack ROP 13 pack untuk memastikan ketersediaan stok yang cukup. Untuk krimer, EOQ sebesar 347 liter dengan TIC Rp 434.355,744 per tahun. Frekuensi pemesanan dapat disarankan 5 kali per tahun, dengan Safety Stock 9 liter dan ROP 13 liter. Sementara untuk susu segar, EOQ sebesar 400 liter dengan TIC Rp 328.200 per tahun. Frekuensi pemesanan yang disarankan adalah 9 kali per tahun, dengan Safety Stock 28 liter dan ROP 37 liter. Implementasi Metode EOQ ini telah terbukti efektif dalam mengurangi biaya persediaan secara keseluruhan sambil memastikan ketersediaan stok yang optimal, yang pada gilirannya membantu Kedai Kopi XYZ untuk meningkatkan efisiensi operasional, mengurangi pemborosan, dan mencapai tujuan keuangan jangka panjang.

Kata kunci: Kata kunci : persediaan, analisis ABC, EOQ, total biaya persediaan

S1 Manajemen
1