ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PENJUALAN FOOD & BEVERAGE DEPARTMENT DENGAN METODE JOB ORDER COSTING DALAM MEMAKSIMALKAN LABA (Studi Kasus Paket Meeting Room Pada Hotel Royal Djuanda Bogor)
Strategi penetapan harga jual paket meeting room diantaranya oneday meeting, halfday meeting, fullday meeting adalah kunci kesuksesan bisnis hotel, Hal ini berkaitan dengan fakta bahwa penjualan adalah satu-satunya sumber pendapatan hotel. Penentu harga berdasarkan tebakan seperti itu bukanlah cara terbaik untuk mengelola food cost atau biaya makanan. Saat menentukan harga, ketahuilah bahwa itu memengaruhi langsung laba perusahaan. Inilah sebabnya mengapa penting untuk mengetahui harga pokok penjualan sesegera mungkin. Sebelum menetapkan harga, ada beberapa aspek dari harga pokok yang harus dipertimbangkan. Tujuan Penelitian ini untuk menganalisis penentuan harga pokok penjualan food & beverage department dengan metode job order costing dalam memaksimalkan laba, Jenis peneltian yang digunakan oleh peneliti adalah Penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Dimana peneliti secara langsung mendatangi objek penelitian di Hotel Royal Djuanda Bogor. Metode penelitian dalam hal ini penulis melakukan penelitian dengan menggunakan metode deskriptif berdasarkan data kuantitatif yang dibutuhkan. Jenis penelitian deskriptif kuantitatif yang menjelaskan angka atau numerik kemudian dijelaskan menggunakan kata-kata untuk memperjelas data. Perhitungan harga pokok penjualan dengan menggunakan metode job order costing paket meeting room merupakan dasar pertimbangan manajemen menentukan harga jual yang akan dibebankan ke pemesan. Berdasarkan analisis harga pokok penjualan dengan menggunakan metode job order costing yang di lakukan. Harga pokok penjualan per pax untuk pesanan 101 KLHK (Mr. Tama) half day meeting sebesar Rp 113.177, harga pokok penjualan per pax untuk pesanan 102 Kementerian perdagangan RI one day meeting sebesar Rp 113.475, dan harga pokok penjualan per pax untuk pesanan 103 Kemenhub batch 1 full day meeting sebesar Rp 160.039. Penerapan metode job order costing dapat menghasilkan laba yang maksimal diantaranya group meeting KLHK (Mr. Tama) harga jual yang dibebankan kepada pemesan Rp 11.200.000, total biaya produksi pesanan Rp 3.741.387 menghasilkan laba sebesar Rp 7.458.613, Kementerian Perdagangan RI harga jual yang dibebankan kepada pemesan Rp 19.500.000, total biaya produksi pesanan Rp 5.626.852, menghasilkan laba sebesar sebesar Rp 13.873.148, dan KEMENHUB batch 1 harga jual yang dibebankan kepada pemesan Rp 32.000.000, total biaya produksi pesanan Rp 10.581.196, menghasilkan laba sebesar Rp 21.418.804.
Kata kunci: harga pokok penjualan, metode job order costing, laba
- BAB I_Selamat Raharja_2421801703.pdf
- BAB II_Selamat Raharja_2421801703.pdf
- BAB III_Selamat Raharja_2421801703.pdf
- BAB IV_Selamat Raharja_2421801703.pdf
- BAB V_Selamat Raharja_2421801703.pdf
- daftar_pustaka_selamat_raharja_2421801703.pdf
- cover_selamat_raharja_2421801703.pdf
- COVER_Selamat Raharja_2421801703.pdf
Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.