ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG PERIODE 2018 – 2022

Diyana Elsa
2422001919
2024
ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG PERIODE 2018 – 2022
Depok-GICI Business School-2024
Skripsi

Pemerintah daerah memiliki otonomi untuk mengelola keuangannya melalui anggaran tahunan. Kinerja keuangan yang baik menjadi kunci untuk mencapai kesejahteraan masyarakat dan stabilitas ekonomi. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, muncul isu mengenai defisit anggaran yang tinggi di beberapa daerah, termasuk Kabupaten Bandung. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang kinerja keuangan pemerintah daerah dan potensinya terhadap indikasi penyimpangan. Penelitian terhadap laporan keuangan selama 5 tahun terakhir diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih jelas tentang kinerja keuangan pemerintah daerah Kabupaten Bandung. Dengan memahami tren dan indikasi yang ada, diharapkan dapat dilakukan langkah-langkah perbaikan untuk meningkatkan akuntabilitas dan transparansi pengelolaan keuangan daerah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis Kinerja Keuangan Pemerintah Kabupaten Bandung periode 2018-2022 dengan menggunakan Rasio Desentralisasi, Rasio Efisiensi, Rasio Efektivitas, Rasio Kemandirian Keuangan, Rasio, Rasio Keserasian, Rasio Pertumbuhan. Penelitian ini menggunakan metode Deskriptif pendekatan Kuantitatif. Dengan menggunkan data sekunder berupa Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja (APBD) Kabupaten Bandung periode 2018-2022. Dari hasil Penelitian menunjukan bahwa kinerja keuangan Pemerintah Kabupaten Bandung periode 2018-2022 dilihat dari Rasio Desentralisasi bahwa Kemampuan PAD membiayai pembangunan daerah dan mengoptimalkan sumber pendapatan daerah masih rendah, karena rata-rata 19%. Rasio Efisiensi dikategorikan Perencanaan dan penganggaran belum optimal, alokasi anggaran belum tepat sasaran, belanja pegawai masih tinggi dibandingkan belanja publik. karena rata-rata 88,43%. Rasio Efektivitas dikategorikan sangat efektif dimana Realisasi anggaran belanja dan pendapatan optimal, bahkan melebihi target.karena rata-rata 108,42%. Rasio Kemandirian dikategorikan rendah diebabkan pola hubungan Instruktif. Ketergantungan terhadap sumber dana eksternal tinggi, PAD belum optimal untuk membiayai pembangunan daerah.karena rata-rata 26%. Rasio Keserasian dikategorikan Sebagian besar mengalokasikan anggaran belanjanya untuk belanja operasional rata-rata 81,4% , dibandingkan belanja modal dengan rata-rata 16%. Rasio Pertumbuhan dikategorikan positif karena rata-rata 5,52%.

Kata kunci: Kata kunci: Kinerja Keuangan Daerah, Rasio Desentralisasi, Rasio Efektivitas, Rasio Efisiensi, Rasio Kemandirian keuangan Daerah, Rasio Keserasian, Rasio Pertumbuhan.

S1 Akuntansi
17